GROBOGAN – Tak hanya menjadi destinasi wisata alam andalan Kabupaten Grobogan. Wilayah Bledug Kuwu menyimpan harta karun.
Yaitu ada kandungan mineral boron serta lithium. Kandungan mineralnya lebih tinggi dibandingkan Lithium.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 2020 telah melakukan kajian untuk menemukan lithium di wilayah Bledug Kuwu.
Penelitian itu terkendala Covid-19. Sehingga mulai kembali dilakukan awal 2023.
Lithium yang ditemukan di wilayah tersebut berasal dari brine system atau lumpur dan air.
Sampel air dan lumpur tersebut dikaji dengan dikeringkan yang akan menghasilkan kadar lithium hingga 10 kali lipat.
Hal itu diungkapkan Kasi Energi Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Ariyanto.
Ia menyebut munculnya lithium di wilayah Bledug Kuwu ini memiliki perjalanan panjang. Ketika sejak awal mula pembentukan alam semesta oleh peristiwa big bang.
Di mana saat itu terbentuk helium, hidrogen, dan termasuk lithium (dalam bentuk senyawa) yang merupakan material awal semesta.
Lithium tersebut akhirnya muncul saat planet bumi mengalami pendinginan terbawa masuk ke dalam magma atau tersimpan ke dalam bumi bersama air formasi.
Saat itu, air purba yang merupakan cikal bakal brine water mengalami pengkayaan mineral akibat interaksi dengan batuan hingga suatu ketika keluar melalui rekahan, akibat tekanan dan suhu yang tinggi dalam formasi.
Kemudian membentuk mata air yang kaya akan mineral.
”Jadi di alam jarang dijumpai lithium dalam bentuk murni,” imbuh Sinung.
Menurutnya, daerah-daerah yang berpotensi brine water, maka dicurigai adanya kandungan lithium dengan jumlah yang cukup ekonomis.
Seperti halnya yang ada di Lumpur Lapindo, Kesongo, dan Bledug Kuwu ini.
Tentunya hal tersebut membuat Badan Geologi ESDM tertarik untuk melakukan penelitian.
Mereka meneliti di wilayah Bledug Kuwu sudah sejak 2020 lalu, namun kajian intensif dilakukan mulai tahun ini. Sempat tertunda selama pandemi Covid-19.
Setelah penelitian, ternyata memang di Kabupaten Grobogan tepatnya di wilayah Bledug Kuwu mengandung lithium tersebut.
Pihaknya menyebut, dari data Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) potensi jumlah besar lithium yang ditemukan di wilayah tersebut mencapai 138,64 part per million (PPM) lithium.
Sementara ini, jika dibandingkan produksi dari tempat lain seperti China, Australia, Chili, Argentina, dan Brazil, mungkin saat ini untuk Bledug Kuwu belum bisa dikembangkan.
”Namun, ini masih dilakukan kajian lebih detail lagi. Siapa tahu pelamaran atau penyebarannya luas, sehingga lebih ekonomis.
Baik secara vertikal dan horizonal. Kalau memang ketemu jumlah besar, pelamarannya luas dan ekonomis kan bisa diusahakan,” imbuhnya.
Tak hanya lithium, di sekitar Bledug Kuwu ternyata juga ditemukan mineral boron.
Potensi mineral boron dipastikan lebih tinggi dibanding lithium. Boron yang ditemukan di wilayah tersebut mencapai 640,6 PPM.
Artinya memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam teknologi bahan bakar hidrogen.
Selama pusat melakukan penelitian, dilakukan secara random sampling di sekitaran Bledug Kuwu.
Mengambil beberapa sampling secara acak. Sehingga tak hanya terpusat pada satu titik letupan.
Masih menurut Sinung, wilayah Bledug Kuwu ke timur sampai ke Kesongo memang memiliki potensi lithium dan boron.
”Dulu sudah pernah diteliti, tapi tidak sedetail ini. Apalagi sekarang lithium mulai dicari lagi. Bisa sebagai bahan utama baterai ponsel, hingga kendaraan listrik. Daya simpannya lebih tinggi dan ringkas,” imbuhnya.
Sedangkan untuk masyarakat sendiri, belum banyak yang mengetahui terkait lithium.
Saat ini baru memanfaatkan pengambilan airnya untuk dijadikan garam bleng. Untuk lithium sendiri, belum ada yang tahu.
Baca Juga: Harta Karun Langka Dunia Ada di RI, Luhut Bilang Begini
”Pengambilannya pun susah ya, karena berupa senyawa. Lithium tersebut kalau dikeringkan, juga kadarnya akan naik 10 kali lipat. Maka dari 138,64 PPM bisa naik mencapai 1.000 PPM. Tentunya hal ini yang menarik pusat,” imbuhnya.
Sedangkan Kabid Prasarana Wilayah dan Ekonomi Bappeda Grobogan Candra Yuliapasha menambahkan, terkait penelitian lithium dan boron hingga kini Pemkab Grobogan belum pernah dilibatkan secara langsung.
”Memang Bledug Kuwu itu merupakan kawasan bentang alam yang memiliki keunikan geologi. Jadi banyak penelitian yang telah dan akan dilakukan oleh mahasiswa/akademisi dari berbagai universitas maupun instansi/kementerian terkait di lokasi tersebut,” imbuhnya.
Baca Juga: Harta Karun Langka yang Dicari Dunia Ditemukan di RI Menurutnya, selama ini penelitian yang dilakukan bermacam-macam.
Mulai dari terkait garam indikasi geografis (garam darat) maupun pemanfaatan untuk kosmetik.
”Ada yang langsung meneliti tapi ada juga yang izin pemkab. Misal penelitian garam indikasi geografis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan malah mengajak pemkab juga,” ungkap Candra.
Sumber: https://radarkudus.jawapos.com/grobogan/693639016/membongkar-harta-karun-di-bledug-kuwu-groboganlithium-13864-ppm-boron-6406-ppm